Blinking Cute Box Panda -->

Cursor

Cute Unicorn

Jumat, 28 Juni 2019

Es Kopi Susu Kekinian Ala Daily Breu

Zaman sekarang kopi sudah menjadi bagian dari lifestyle. Gak percaya? Coba cek ke setiap pelosok kota Bandung (soalnya saya wargi Bandung.. hehehe), dimana-mana kedai kopi merajalela. Mulai dari coffee shop besar dengan harga yang lumayan merogoh kocek, sampai kedai kopi kecil pinggir jalan khas kaum urban. Tapi saya yakin, di kota besar lainnya juga begitu, karena trend kopi begitu luar biasa. Gak percaya lagi? Coba cek ricek instagram, banyak franchise es kopi yang sudah berlayar di berbagai kota. Iseng-iseng ketik hashtag "kedaikopi" atau sejenisnya, pasti muncul banyak banget hasil pencarian kedai kopi deh. Mau dicoba? Yuuu... Hehehehe...


Ngomong-ngomong soal trend kopi, saya jadi teringat dengan es kopi susu yang seolah-olah sudah menjadi menu wajib di setiap kedai kopi. Untuk orang awam seperti saya, es kopi susu bisa menjadi pilihan utama ketika saya bingung mau pesan apa di kedai kopi. Mau sok-sokan kuat ngopi, giliran dikasih kopi hitam takut melek semalam suntuk. Jadi pilihannya ya yang tidak terlalu kopi tapi tetap ada kopinya (apa sih maunya?) hehehe... Yaaa es kopi susu jawabannya. Kopinya dapat, susunya dapat, manisnya dapat. Timbangan naik urusan belakangan aja yah........


Tapiii dasar saya, orangnya bosenan! Es kopi susu yang biasa-biasa saja sudah bosan. Pengennya es kopi susu yang aneh-aneh. Dannn akhirnya, inilah es kopi susu favorit saya :

Sumber : Dokumentasi pribadi

Judulnya Es Kopi Susu Bersalju. Unik ya, membuat saya bertanya-tanya sendiri kenapa namanya bersalju? Tebak menebak, saya simpulkan disebut bersalju karena creamy foam putih di atasnya itu ibarat salju, pas diseruput rasanya manis dan lembut. Setelah pertama-tama dapat rasa manis yang lembut dari saljunya, terus saya langsung menemukan rasa manis es kopi susu di tegukan selanjutnya. Perpaduannya pas, tidak bikin eneg, dan pastinya membuat saya penasaran untuk minum terus. Dan habis dalam sekejap dong saudara-saudaraaa...! Hehehe...

Belum cukup dengan itu, masih ada es kopi susu lain yang membuat saya penasaran untuk minum terus. Ini nih penampakannya :

Sumber : Dokumentasi pribadi

Mirip-mirip dengan si salju, cuma es kopi ini ditambah lagi topping gula merah yang dibakar di atasnya. Rasanya? Crispy, manis, lembut, berlanjut dengan rasa kopi susu yang manis pahit khas kopi. Enak! Ketagihan! Mau lagi! Timbangan belakangan aja!!

Maafkan wajah gak kobe saya yah ;P


Untuk yang penasaran ingin coba es kopi yang berbeda dari es kopi pada umumnya, boleh dicoba mampir ke kedai kopi dengan es kopi bersalju ini. Dengan rasa yang sesuai, saya rasa harga yang dicantumkan juga tergolong cukup murah, mulai dari 20ribu sampai 35ribuan saja. Cukup oke untuk budget bersantai atau me time atau kongkow bersama teman dan keluarga. Banyak juga loh anak kuliah yang "nugas" disini karena colokannya ada dimana-mana dan wifi yang bersahabat. Sambil nugas sambil ngopi sambil ngemil, perut senang tugas pun kelar! :P


Ini penampakan kedainya :





Cek lokasinya disini :

Daily Breu
Jl. Rontgen no. 9 Bandung
(daerah Jl. Rajiman - Pasirkaliki, jalan di sebelah sekolah Paulus)
Buka setiap hari pk 09.00 s/d 22.00
Instagram : @dailybreu


Range harga :
Minuman : 20k s/d 30k
Makanan : 20k s/d 35k


Rabu, 04 Juli 2018

Piercing Telinga

Dasar labil, di sore cerah ceria ini tiba2 saya pengen nambah tindikan. Iya, ga salah baca qo. Saya ingin menambah tindikan di usia 27 tahun ini. Terlambat gaul? Nggak qo. Iseng ajaaa...

Jadi sebenarnya dulu telinga saya punya 4 tindikan, masing2 ada 2 di setiap telinga. Ga macem2 qo, semuanya di lobe dan upper lobe. Dulu saya ditindik waktu kelas 1 SMA, kira2 12 tahunan yang lalu. Hihihihi... Maklum abege.......
Menjelang bekerja setelah lulus kuliah, ceritanya saya masih lugu gitu. Saya pikir kalau kerja tidak boleh punya lubang tindikan lebih dari 1. Jadi dengan polosnya, saya lepas deh anting2 di upper lobe sehingga cuma menyisakan tindikan di tempat yang "normal".

Ketika sekarang saya iseng2 nusukin anting2 saya ke tindikan di upper lobe, dari depan masuk (horeee) eh belakangnya nyangkut alias mentok donk! Ternyata lubang tindikan saya waktu abege itu sudah mampet. Ya iyalah, lubangnya kan dibiarkan begitu saja selama 5 tahun...
Nah berkat keisengan saya itu jadilah keisengan saya bertambah lagi, yaitu bikin tindikan lagi.. Hehehe


Browsing sana browsing sini, akhirnya saya tertarik untuk membuat lubang tindikan dengan jarum alias piercing. Kenapa dengan jarum? Kenapa ga dengan alat tembakan aja yang cepat dan hampir tanpa rasa sakit? Ini penjelasan singkatnya yah, hasil dari saya cari info kesana sini.

Membuat lubang tindikan itu ada 2 metode, yaitu dengan jarum berongga dan menggunakan piercing gun. Setiap metode itu tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing2.
Kalau mau membuat lubang tindikan dengan cepat, saking cepatnya sampai ga sakit? Bisa pakai piercing gun. Tapi, piercing gun ini membuat kulit kamu lebih trauma karena piercing gun menggunakan anting dengan ujung tumpul yang ditembakan dengan sangat cepat ke kulit (misalkan lobe telinga kamu), dan saking cepatnya sampai merobek kulit dan terbentuklah lubang tindikan tersebut. Sayangnya piercing gun seringkali tidak dibersihkan dengan benar, karena mungkin penggunanya berpikir kalau piercing gunnya tidak bersentuhan langsung dengan kulit. Padahal sebenarnya piercing gun harus tetap dibersihkan dengan benar loh untuk meminimalisir adanya bakteri yang menyebabkan infeksi. Masalah lainnya adalah piercing gun ini sulit untuk disteril (misalkan menggunakan autoclave) karena bisa rusak kalau terkena panas berlebih. Selain itu piercing gun didesain untuk tenpat yang “normal” seperti lobe dan upper lobe, karena kalau digunakan ke lokasi lain (misalnya cartilage/tulang rawan bagian atas telinga dan hidung) beresiko bisa merusak jaringan di sekitarnya. Biasanya anting bawaan harus dilepas setelah 3 hari, kemudian diganti dengan anting baru berbahan emas/perak, dan saat melepasnya itu harus sangat cepat kalau tidak lubangnya bisa tertutup lagi.
Kira2 begini penampakan piercing gun :

Sumber : www.google.com


Metode tindik lain adalah menggunakan jarum. Jarum yang direkomendasikan adalh jarum berongga atau abocath (jarum infus). Jarum ini memiliki ujung yang sangat tajam, sehingga bisa membuka kulit tanpa memberikan trauma berlebih kepada kulit. Biasanya piercer profesional akan merekomendasikan abocath ini, karena lebih higienis dan sekali pakai. Tindik menggunakan abocath juga dapat meminimalisir terbentuknya keloid dan penyembuhannya lebih cepat. Selain itu lubang hasil tindikan akan lebih lurus dibandingkan menggunakan piercing gun.


Dulu waktu SMA saya ditindik menggunakan piercing gun, murah banget dulu cuma 30ribu untuk 2 lubang termasuk antingnya. Ga sakit juga, cuma kaget waktu ditembak dan panas nyut2an dikit. Tapi besoknya nyut2annya ga hilang, malah lubang tindikannya bengkak banget dan berair. Setelah 3 hari saya harus ganti anting, dan itu sakiiiitttt banget. Sejujurnya itu membuat saya trauma, sampai saya pernah berpikir beberapa kali untuk tindik ulang kali ini.
Setelah mendapatkan info kalau tindik menggunakan jarum direkomendasikan, dan menguatkan mental juga, saya langsung menuju counter D’Paris di IP untuk eksekusi. Ngobrol2 sebentar sama mbak nya, dan langsung deh saya deal untuk piercing di upper lobe. Oh iya, untuk harga piercing dengan jarum lebih mahal daripada menggunakan piercing gun ya, 120ribu untuk jarumnya saja, kalau antingnya 80ribu 1. Jadi total untuk tindik 1 lubang+anting itu 200ribu.
Kaya gini nih bentuk abocath nya :


Sumber : www.google.com

Qo bentuknya seperti jarum infus ya? Iya, abocath itu memang jarum untuk infus. Ukurannya ada bermacam2, tapi untuk piercing telinga umumnya memakai yang warna hijau (diameter 18 mm) atau warna abu (diameter 16 mm).
Prosesnya cepat banget. Pertama, saya memilih anting mana yang mau saya gunakan. Setelah itu saya mengisi formulir pernyataan bahwa saya siap untuk melakukan tindakan piercing dengan segala resikonya. Sambil saya mengisi formulir, si mbak mempersiapkan segalanya mulai dari membersihkan tangan menggunakan alkohol, mensterilkan anting yang akan saya pakai, dan mempersiapkan alat2 yang akan digunakan. Setelah itu si mbak memberikan tanda di bagian telinga yang akan ditindik. Setelah ok, telinga saya dibersihkan dengan alkohol dan disemprot semprotan dingin dan langsung deh di cus.


Bohong kalau bilang ga sakit, tapi sakitnya bisa ditolerir qo! Dari skala 1 sampai 10, paling di skala 2. Setelah itu sedikit nyut2an dan selesai. Ga ada rasa sakit yang mengganggu, berbeda jika tindik menggunakan piercing gun seperti sebelumnya.


Sedikit tips dari saya untuk kamu yang mau dipiercing :
1. Setelah di piercing, jangan lupa bersihkan luka tindikannya dengan air hangat yang dicampur garam sehari 2 kali, antingnya bisa diputar2 supaya bagian dalam tindikannya tidak lengket. Kalau saya kadang malas ke dapur, jadi saya bersihkan pakai air softlens, and it works loh!
2. Jangan sering2 memegang luka tindikan. Dan kalau kamu lagi memegang luka tindikannya, pastikan sudah cuci tangan dengan bersih ya.
3. Pastikan luka tindikan selalu kering. Kalau habis mandi dan kebasahan, dikeringkan pakai tissue bersih ya.
4. Selama seminggu pertama, tidur miring saja, jangan sampai telinga yang ditindik tertindih.


Sekarang sudah 2 minggu sejak tindikan di upper lobe kiri saya dan 1 minggu sejak tindikan di upper lobe kanan saya. Dan saya tidak merasa ada masalah dengan tindikan saya. Yang terpenting adalah after care nya, karena kalau after care nya tidak bersih, beresiko infeksi. Hiiii.......


Kalau disuruh milih, mau tindik dengan piercing gun atau jarum, kamu pilih yang mana hayo?

Senin, 02 Juli 2018

Operasi Gigi Bungsu Bius Total Pakai BPJS (part 2)

Maaf guys, part 1 nya kepanjangan, jadi saya pecah ke part 2 ya...
Untuk yang belum sempet baca part 1 nya, bisa dibaca di sini


Nah... setelah disuntik tes alergi dan tidak ada reaksi apa2 (duh inget sakitnya amit2 dehhh... padahal jarumnya tipis banget tapi sakitnya bikin pengen nendang2 orang deh!), saya dibawa masuk ke ruang operasi.
Saya udah pasrah, deg2an, ga karuan banget rasanya. Saya kira untuk operasi gigi hanya akan menggunakan kursi dokter gigi, ternyata seperti yang di film2. Komplit kaya operasi beneran! Yaaa... emang operasi beneran sih sebenarnya.. di dada saya dipasang alat cek denyut jantung yang seperti di film2 itu. Deg deg degggg......

Dokter anestesi menunjukkan 4 tabung suntikan besar. Asistennya memegang penutup hidung seperti alat oksigen itu loh. Saya masih ingat sempat menanyakan “itu obat apa aja dok?”
Dan setelah itu saya ga ingat apa2 lagi.........



Suara alat kedokteran yang bunyinya “tut tut tut” adalah suara yang pertama saya dengar ketika sadar.  Saya sadar jam 3 sore, dan operasinya selesai jam 1 siang. Berarti saya tidur nyenyak selama itu! Swear, tidur ternyenyak saya seumur hidup. Hahaha...
Saya belum benar2 sadar tapi saya bisa merasakan pipi saya bulat seperti baso. Ternyata mulut saya disumpal dengan banyak sekali kapas dan kasa untuk menahan darah. Saya ingin berbicara tapi tidak bisa karena tersumpal. Jadi saya cuma bisa nangis aja. Mau manggil suami dan orang tua  saya yang saya liat ada di depan ruang pemulihan aja ga bisa. Saya cuma bisa mukul2 kasur sambil nangis kaya di drama korea. Hahahhaa

Setelah saya dianggap stabil, saya dibawa lagi ke ruang rawat biasa. Mungkin karena pengaruh obat bius, rasanya saya teler banget dan saya tidur nyenyak sepanjang malam. Suami saya yang kerepotan membersihkan air liur saya waktu tidur, yang bukannya liur tapi darah yang keluar. Iyuhhhh... tapi thanks pisan suami! The best deh!

Oh iya ini penampakan gigi saya yang dicabut lewat operasi ini :



Saking tenggelam di bawah tulang, kata dokter tulang rahang saya dibor, lalu gigi saya dipotong kecil2, baru diambil 1 per 1. Ngebayanginnya aja udah ngilu yaaa...


Besoknya, sehari setelah operasi, dokter dari departemen bedah mulut datang pagi2 untuk bersihin mulut saya. Darah semuaaa... tapi beliau telaten banget. Saya masih bisa berbicara walau ga jelas kaya bayi baru belajar ngomong. Pipi saya bengkak, tapi kata dokter itu pipi saya akan lebih bengkak dalam 2-3 hari ke depan.
Setelah di cek hasil operasian dan kondisi saya, saya diperbolehkan untuk pulang hari itu. Tidak lupa saya diberikan obat2 dan wejangan2. Dan hore... saya boleh pulang!

Akhir kata, saya sangat berterima kasih untuk BPJS dan tim dari RSHS dengan pelayanannya yang sangat baik. Tidak ada kata diskriminasi untuk pasien BPJS. Memang prosesnya cukup panjang dan perlu kesabaran dan waktu, tapi itu semua terbayarkan dengan pelayanannya kok! Ketika mau pulang saya sempat melihat kwitansi biaya yang ditanggung oleh BPJS, dan total +/- 15juta ditanggung FULL oleh BPJS. Ini benar2 sangat membantu dan bermanfaat. Rasa lelah selama proses pengantrian sampai akhir rasanya hilang. Setelah saya hitung2, biaya yang saya keluarkan dari kantong pribadi itu hanya CBCT-scan yg opsional itu dan rontgen gigi di Pramita setelah cabut gigi di Elim, termasuk biaya transportasi ya. Sisanya gratissss... Terima kasih BPJS!


Sedikit tips dari saya :
1. Sabar! Saya beberapa kali hampir habis sabar loh. Tapi untung masih sabar, karena semuanya terbayarkan dengan sangat baik.
2. Puas2in makan enak sebelum operasi karena saya pribadi membutuhkan waktu hampir 1 bulan untuk bisa menikmati makan enak lagi.
3. Setelah operasi, kamu cuma bisa makan makanan yang dihaluskan. Saya waktu itu makan jus bubur kacang hijau. Kebayang kan bubur kacang hijau, terus di jus lagi biar halus. Atau susu Ensure juga recommended. Sabar2in selama seminggu yah! Dan pastikan jangan menggunakan sedotan karena gerakan menghisap bisa membuat jahitan operasi terbuka.
4. Seminggu setelah operasi, jahitan bisa dicabut ke dokter gigi di RSHS. Gratis juga kok:
5. Setelah jahitan dicabut, kamu bisa belajar makan padat pelan2. Tapi jangan terlalu dipaksakan yah, kasihan gigi dan gusinya! Hehehe
6. Sering2 kumur air hangat dan antiseptik, itu mempercepat penyembuhan.
7. Sebisa mungkin tahan sakitnya ya, jangan terlalu ketergantungan dengan obat penahan sakit karena efek sampingnya kurang bagus ke depannya.
8. Kalau saya karena dekat jalur syaraf, dagu saya baal/mati rasa setelah operasi. Dan sampai sekarang masih terasa sedikit baal. Perbanyak minum vitamin untuk kesehatan syaraf yah!
9. Ambil cuti/bed rest minimal 3 hari setelah operasi. Kalau saya pribadi sih 1 minggu karena efek obat bius yang dahsyat, saya sampai tidak bisa duduk atau berdiri lama2 selama 2 minggu pertama karena cepat pusing. Setelah itu saya merasa sedikit lemot selama +/- 1 bulanan. Hahaha


Dannn ini bonusnya... penampakan H+4!


Sama yang ditembem2in aja masih menang saya. Hahahaha! Padahal itu saya diem aja loh!

Operasi Gigi Bungsu Bius Total Pakai BPJS (part 1)

Siapa yang gigi bungsunya bermasalah? Ngacung!!!
Iya, saya salah satu orang yang memiliki masalah dengan gigi bungsu, sampai akhirnya saya bebas dari masalah pergigian ini di akhir tahun lalu! Horeeeee......
Dan lebih hore nya lagi, saya bebas dari masalah gigi bungsu ini GRATIS! Hore lagiii......

Jadi ceritanya, sekitar bulan Januari 2017 saya mulai mengeluh masalah gigi saya yang sedikit mengganggu ini (awalnya). Saya seringgg banget ngerasain yang namanya ngilu, kadang lagi minum air putih aja suka ngilu, tapi saya pikir waktu itu saya punya masalah gigi sensitif. Akhirnya berbekal kartu BPJS yang ga pernah dipakai (yeayyy perdana pakai!), saya mampir deh ke klinik Monalisa di Jln. Moh Ramdan bandung untuk nanya2 ke dokter gigi disana. Saya agak terpesona dengan pelayanan disini karena sama sekali tidak membeda2kan untuk pasien BPJS dan umum loh!
Disini saya dirujuk oleh dokternya untuk rontgen gigi di rumah sakit Immanuel, dan besoknya saya langsung meluncur ke rumah sakit untuk di rontgen, gratis ga pake lama karena antriannya sudah jauh lebih teratur dibandingkan dulu (ngeri kalau denger gosip2nya jaman dulu BPJS ngantrinya luar biasa) ✌️ Dan singkat cerita ternyata gigi bungsu saya tumbuhnya ga bagus sehingga bikin ngilu. Solusinya? Dicabut alias dibedah karena posisi gigi yang tertidur nyenyak di dalam gusi. Dan jawaban saya waktu itu? Big NO, Dok... ga punya nyaliiii... lagian tidak terlalu mengganggu qo sebenernyaaa (ngeles).....


Beberapa bulan kemudian tepatnya bulan Juni 2017, tiba2 mulut saya ga bisa dibuka sama sekali. Iya, mingkem aja! Kalau dibuka sakitnyaaaa luar biasa, padahal malam sebelumnya masih normal2 aja. Saya pikir saya panas dalam. Langsung deh minum segala senjata yang bisa diminum, mulai dari cap kaki saingannya badak sampai lohankuo yang katanya manjur untuk panas dalam. Dan 3 hari kemudian... tidak ada efeknya saudara2! Berhubung kerjaan saya itu diharuskan ngomong terus seharian, saya jadi hobi marah2 ga jelas. Sakitnya bikin keki deh!
Menyerah, sesuai anjuran baginda raja alias papah tercinta, sore itu saya konsultasi ke dokter gigi di klinik Elim. Ga pake BPJS, udah pengen cepet2 sembuh aja soalnya. Terserah dokter deh mau kasih obat apa juga yang penting saya saya bisa mangap bebas lagi.

Dokter : sambil cek ricek mulut yang dipaksa mangap “wah ini dinding mulutnya merah. Bisa jadi dari gigi bungsu nih. Di rontgen ya!”
Saya : nunjukin hasil rontgen waktu Januari sambil tetep mangap maksimal (yang tetep mentok cuma bisa 1 jari)
Dokter : “kalau saya lihat ini gigi bungsu kamu impaksi. Tapi ini hasil rontgen awal tahun ya, masih bisa dipakai sih. Tapi tetep aja gigi kamu harus dicabut karena posisinya mengganggu.”
Saya : muka pucat. Ngeri ngebayanginnya. Saya paling takut dicabut giginya, Dok!
Dokter : “saya kasih antibiotik dulu ya seminggu. Minggu depan kontrol lagi. Ini untuk gigi bungsu yang kiri atas udah nongol sih seharusnya bisa dicabut biasa.”
Dan seminggu kemudian, gigi bungsu saya yang kiri atas bisa dicabut biasa dan menyisakan 3 gigi bungsu lagi yang harus segera dicabut....


Tanya sana tanya sini, konsul sana konsul sini, jawaban semua dokter gigi tetap pada vonis sisa 3 gigi saya harus dicabut. Tidak ada tawar menawar lagi! Karena posisinya gini nih (rontgen ulang setelah dicabut giginya) :


See? 2 gigi bungsu saya yang di bawah posisinya tidur cantik... bukan cuma dalem gusi aja, tapi udah di dalem tulang dan hampir menyentuh jalur syaraf (garis putih di bawah gigi tidur). Sooo....???

Setelah tanya2 ke rumah sakit swasta, biayanya mahal aja yah, 20juta untuk operasinya aja, belum termasuk rawat inap dan obatnya. Nyesekkk... Akhirnya saya putuskan untuk coba pakai BPJS aja deh!


Faskes tingkat 1 :
Jadi pertama2 saya datang ke Faskes tingkat 1, yaitu klinik Monalisa. Setelah di cek giginya dan lihat hasil rontgennya, saya dirujuk ke Faskes tingkat 2 yaitu RSGM Jln Riau. Oh iya, surat rujukan dari 
Faskes tingkat 1 hanya berlaku 1 bulan yah! Kalau lewat 1 bulan, harus minta surat rujukan lagi alias memulai step dari awal lagi.


Faskes tingkat 2 :
Pagi2 saya udah nangkring di RSGM Riau. Jam 8 teng dan ternyata saya kehabisan nomor antrian! Hiks... jadi ternyata untuk dokter bedah mulut hanya dijatah sekitar 20-30 nomor antrian saja per harinya. Akhirnya besoknya, si suami bela2in jam 5.30 pagi  nangkring di RSGM untuk ambil nomor antrian sedangkan saya masih bobo cantik. Hahaha
Jam 8 pagi saya baru deh nongol di RSGM untuk registrasi ulang dan ngantri dokternya. Nunggu sekitar 1,5 jam dan akhirnya saya dipanggil juga. Dan ternyata masalah gigi saya masih tidak bisa ditangani di RSGM donkkk... jadi saya dirujuk lagi ke Faskes tingkat 3 yaitu Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).


Faskes tingkat 3 :
Mau pengobatan dengan BPJS memang harus perjuangan ekstra.
Pagi2 sekitar bulan Agustus 2017, saya ngantri untuk konsultasi dulu dengan dokter gigi di RSHS. Karena ini pertama kalinya saya ke RSHS jadi saya tidak ada nomor rekam medisnya, alhasil terpaksa saya ambil nomor antrian manual untuk pendaftaran. Nah kalau kita sudah punya nomor rekam medis, kita bisa ambil nomor antrian secara online di aplikasinya, bisa didownload di hape kamu! (Nada iklan)
Cek ricek dengan dokter gigi di sana, akhirnya saya dibuatkan surat rujukan untuk melakukan tes lanjutan karena 3 gigi bungsu saya akan dibuang sekaligus. Iya, sekaligus. Bius total! Syok? Pasti. Tapi setelah dipikir2 lagi lebih baik sakit sekaligus daripada tiap bulan selama 3 bulan harus sakit gigi terus karena giginya dicabut 1 per 1. Hehehe...

Besok2nya saya isi hari2 saya dengan mengantri. Walau udah ambil nomor antrian secara online, tetap saja harus ngantri, walau tidak seheboh kalau kita ambil nomor antrian secara manual yang bisa dapat nomor ratus2an bahkan ribuan. Untungnya kantor saya pengertian banget, daripada karyawannya ini ngoceh terus sakit gigi kali yah! Hehehehe.....

Pertama2 saya diharuskan CBCT-scan dulu karena dari hasil rontgen ada massa yang mencurigakan takutnya tumor. Sejujurnya saya agak ciut waktu itu, karena parno duluan denger kata tumor. Proses CbCT-scan itu sendiri saya lakukan di RSGM Unpad karena waktu itu alatnya di RSHS sedang rusak. Untuk CBCT-scan ini memang tidak ditanggung BPJS, tapi ga mahal kok. Ga nyampe 300ribu. Dan sebenarnya ini opsional karena tidak semua yang akan dioperasi gigi harus melakukan prosedur ini.
Hasil CBCT-scan keluar 1 minggu kemudian dan puji Tuhan massa tersebut cuma sinus. Horeee.....

Setelah itu besoknya saya diharuskan foto rontgen thorax dan tes darah. Semuanya dilakukan di RSHS dan tentunya ditanggung BPJS. Hore lagiiii.....

Setelah hasil rontgen thorax dan tes darah selesai (hasilnya baru keluar besoknya), saya dirujuk untuk menemui dokter ahli penyakit dalam dan dokter anestesi. Mereka yang akan meng-acc apakah saya boleh melakukan operasi atau tidak, karena bius total sehingga harus lebih selektif. Dan puji Tuhan saya di acc untuk lanjut operasi.

Setelah di acc, saya langsung mendatangi departemen bedah mulut untuk dilakukan penjadwalan operasi. Dan karena H-2 sebelum operasi sudah harus masuk rumah sakit (untuk memastikan kondisi pasien siap dan stabil) dan H+1 baru bisa pulang, saya memilih jadwal di awal minggu. Jadi saya merencanakan untuk masuk rumah sakit di hari Senin untuk operasi hari Rabu, hari Kamis pulang, dan Jumat-Sabtu-Minggu bed rest di rumah. Maksudnya biar cuti kantornya seminggu aja gitu... dan akhirnya saya dijadwalkan untuk operasi 1 bulan kemudian, yaitu pada tanggal 27 September 2017. Jadi saya harus masuk rumah sakit dari tanggal 25 September supaya operasi bisa berjalan sesuai jadwal.


Tanggal 25 September 2017....
Hari ini jadwalnya saya masuk rumah sakit! Setelah dengan sukarela menawarkan diri aendiri untuk masuk rumah sakit, ternyata kamarnya masih full dan saya baru akan mendapat kamar besoknya. Waduh udah gundah gulana aja deh rasanya. Untungnya dokter2 dari departemen bedah mulut bener2 membantu banget. Mereka membantu saya untuk segera masuk kamar pada hari Selasa tanggal 26 September karena saya harus dioperasi tanggal 27nya, kalau tidak saya terpaksa harus reschedule jadwal operasinya. Terharu deh, padahal saya cuma pasien BPJS loh....

Dan akhirnya saya masuk kamar tanggal 26 nya, mundur sehari dari rencana. Tapi puji Tuhan jadwal operasi saya tetap di tanggal 27 nya karena kondisi saya fit.
Saya menginap di gedung Kemuning kelas 2, ruangannya bersih dan tidak sehoror yang saya bayangkan sebelumnya. Suster2nya juga ramah2. Benar2 tidak dibedakan deh walau saya pasien BPJS! (Senanggg)
Setiap jam tekanan darah dan suhu badan saya diperiksa. Malam harinya saya didatangi oleh dokter anestesi untuk menginfokan bahwa beliau yang akan bertugas selama saya di bawah pemgaruh obat bius sampai sadar lagi. Saya diharuskan puasa dari jam 12 malam karena saya akan operasi pada jam 11 siang besoknya. Saya diberikan 2 macam obat yang harus diminum dengan air sesedikit mungkin. Selain itu saya wajib tidur dengan nyenyak malam sebelum operasi, jdi saya dikasih semacam obat penenang. Ok sip Dok!
Oh iya, tidak lupa tim dokter dari departemen bedah mulut donk. Mereka yang selalu nongol memberi saya info mengenai operasi saya, efek sampingnya, dan mereka juga yang hobi mengontrol tekanan darah saya selain suster. Yeayyy!

Pagi2 jam 4 subuh saya dibangunkan suster untuk mandi menggunakan sabun khusus anti bakteri sebelum operasi. Setelah itu saya dipasangkan infus (iya, dari kemarin saya belum diinfus tapi tidur di rumah sakit!). 1 jam sebelum operasi saya dijemput oleh dokter dari departemen bedah mulut menuju ruang operasi.

Sebelum masuk ruang operasi, saya dikarantina di ruangan depan ruang operasi itu. Saya sudah psrah dengan menggunakan pakaian khusus (tanpa dalaman kecuali celana dalam dan rasanya aneh banget).
Tiba2 seorang suster datang membawa suntikan yang katanya suntikn untuk tes alergi. Cussss... lengan saya disuntik dan rasanya wow! Suntikan tersakit yang pernah ada. Ciyus, ga lebay, beneran deh! Ditunggu 15 menit, ga ada reaksi alergi, dan saya siap dibawa ke dalam ruang operasi...


Berlanjut ke part 2

Senin, 21 Maret 2016

[Kuliner] Warung Sate & Gule Abah Sumpena

Sore-sore pulang kerja cape, perut pun udah nagih minta diisi. Bingung mau makan apa, ternyata hubby lagi ngidam makan sate kambing. Jadilah saya pusing muter otak nyari sate yang enak di bilangan jalan Kopo. Inget-inget ada warung sate di daerah Kopo Permai yang sudah  lama nangkring di sana tapi saya masih belum pernah coba. Oke, this is our stomach destination for today :



Ini dia warung sate Abah Sumpena! Lokasinya ada di warung tenda jejeran depan Lab Prodia Kopo Permai.  Sejujurnya, saya itu langganan beli nasi goreng di warung tenda sebelahnya, dan udah sering banget ngeliatin si Abah lagi ngebakar satenya (wangi banget! Saya yang lagi ngantri nasi goreng aja sampe ngiler duluan... Hihihi)

Dan inilah pesanan saya sore ini... (awas ngacai!)



15 tusuk sate kambing+sapi+ayam! Saking penasarannya sama rasa semua dagingnya, jadilah saya pesen semua jenis daging yang ada. Rasanya? Gurih, empuk, matangnya pas, dan bikin ketagihan. Swear, ini salah satu warung sate terenak yang pernah saya coba sampai saat ini.
Untuk potongan dagingnya gak kayak di warung sate yang di pinggir jalan pada umumnya. Potongannya besar-besar dan tidak amis, terutama sate kambingnya.  Terus bumbu kacangnya gurih tapi gak bikin eneg. Nilai plusnya, si Abah gak pelit ngasih bumbu kacang dan bawang goreng. Ngobrol punya ngobrol dengan si Abah, ternyata Abah sudah jualan sate di sini sejak 23 tahun yang lalu. Pantes aja rasanya mantep. Top markotop deh... :D

Abah Sumpena yang ramah banget


Harganya? Menurut saya sangat worth it. Seporsi sate kambing/sapi harganya 27,5K dan seporsi sate ayam harganya 17K. Sebanding dengan ukuran dagingnya dan rasanya kok!



Potongan dagingnya besar!


Btw, selain jual sate, di warung sate Abah Sumpena ini juga tersedia menu gule, tongseng, dan kambing guling loh. Kata si Abah sih, dia juga melayani pesanan untuk pesta. Horeee...... ^^

Kamis, 17 Maret 2016

[Kuliner] Southville Coffee, Bandung

Sebelumnya saya sudah pernah lihat review dari internet mengenai kafe ini, dan karena sore ini saya tidak ada tujuan mau kemana, akhirnya saya mencoba untuk berkunjung ke kafe ini bersama hubby.

Btw, jadi warga Bandung gak afdol rasanya kalau gak tau tempat-tempat nongkrong di Bandung. Nah, ada lagi nih satu tempat hangout yang lagi happening di Bandung, namanya Southville. Tempatnya agak2 di pinggir Bandung tepatnya di Jalan BKR, deket banget sama salah satu mall keluarga Festival Citylink, kira-kira hanya berjarak 50 meter ajah.

Pertama kali masuk ke coffee shop ini, saya agak terkejut dengan suasananya yang homey banget. Tempatnya memang tidak terlalu besar tapi bikin langsung betah. Rasanya seperti masuk ke coffee shop yang ada di tayangan serial bule gitu deh... Disambut dengan wangi kopi yang wanginya pake banget, rasanya saya gak ada alasan untuk tidak penasaran dengan menunya.


 Pemandangan waktu baru masuk ke Southville


 Coffee bar & kasir (love it!)


Lukisan mural Tintin di salah satu temboknya



Setelah terpesona sesaat dengan ruangannya, langsung deh saya merapat ke coffee bar untuk melihat-lihat menu. Niatnya sih mau minum aja. Tapi ternyata sodara-sodari............ saya menemukan cake favorit saya yang bikin saya akhirnya menambah kalori saya dengan sukarela! This is it :

 Red Velvet Layered Cake

Cake favorit saya : red velvet dan layered cake. Dan disini ada perpaduan keduanya. Uwow..... How can i say no?? ^^
Potongan pertama langsung masuk ke mulut saya dan rasanya benar-benar di luar ekspektasi saya. Enak. Banget. Gak boong. (sambil terus ngunyah)
Cheese creamnya kerasa banget tapi ga bikin eneg. Layered cakenya padat, pas. Rasa manis red velvet dan gurihnya cream cheese terasa nyatu banget. Sayang sekali cuma tersisa 1 slice padahal saya masih pengen nambah... Hihihihi... Oh ya utk nyobain cake yang 1 ini harganya cukup 35K sajah. Very recommended one! 


Sesuai tujuan awal, saya juga sudah pesan minumannya untuk menghangatkan diri di waktu hujan yang dingin ini (ceileeehhh...) Dan inilah pesanan saya :


Hot Chocolate


Hot Chocolate disini rasanya agak beda dengan coffee shop lain, karena rasanya memang enak banget. Coklat banget. Gak kemanisan tapi gak pait. Seriously, saya sendiri bingung gimana mendeskripsikan minuman coklat ini. Bisa dicoba sendiri kalo lagi mampir kesini.  Harganya cuma 30K ajah.

Masih banyak menu minuman dan ternyata ada makanan berat juga disini loh. Sayang sekali perut saya hari ini lagi kurang bersahabat. Tapi saya pastikan saya akan kesini lagi untuk mencoba makanan beratnya! (Penasaraaannnn.....)

Ikutan penasaran juga? Monggo langsung dicoba ajah ke sini... ^^


Minggu, 13 Maret 2016

[Beauty] Pengalaman Sulam Alis dengan Wei Ching MUA

Sulam alis? Yang muncul di pikiran tiap denger kata itu adalah satu : sakit! Secara sulam alis itu dilakukan di area wajah, yang notabene banyak syarafnya. Facial aja sakitnya gak nahan apalagi sulam alis. Baiklah, itu adalah alasan utama kenapa saya mengurungkan niat sulam alis selama berbulan-bulan, di samping harganya yang bikin dompet menipis seketika... Hihihi...


Kita bahas dulu mengenai sulam alis ya...Sejauh ini hasil googling saya tentang sulam alis adalah : sulam alis tuh beda dengan tato. Kenapa beda? Soalnya sulam alis itu gak menggunakan tinta permanen seperti tato. Sulam alis menggunakan tato berbahan herbal yang dalam waktu sekitar 2-3 tahun akan memudar sampai hilang sama sekali. Proses pembuatannya juga berbeda dengan tato. Kalau tato menggunakan mesin bermotor yang akan membuat tinta menembus lapisan kulit ke 4, which is kalau ditato alis otomatis bulu alis juga gak akan tumbuh lagi, nahhh kalau sulam alis menggunakan alat seperti pena dengan silet kecil yg dinamakan blade dan pada prosesnya tinta hanya akan menembus lapisan kulit ke 1 atau 2 saja sehingga gak usah khawatir alis akan botak karena bulu alis tetap akan tumbuh dan nantinya harus dirapikan mengikuti bentuk alis yang sudah disulam. Sulam alis sendiri ada yg 2D, 3D, 4D, dan sekarang udah generasi 6D segala (gak mau kalah sama smartphone ye...). Sekian penjelasan singkat sulam alis hasil googling dari orang awam dalam dunia perdandanan ini.


Btw, sejak married entah kenapa saya jadi semakin rajin dandan. Sampai-sampai hubby selalu protes karena tiap kali mau pergi, dia harus nunggu minimal 30 menit sampai saya merasa ok dengan dandanan saya (ceileehhhh lebay...). Akhirnya habis juga deh sabarnya si hubby. Tiba-tiba dia nanya "Kamu jadi mau sulam alis?"
Eng ing eng... langsung deh saya yang tadinya takut sakit, jadi mendadak semangat 45 buat disulam alis. Mumpung ditanya hubby, sekalian dibayarin yaaa :P


Oke singkat cerita, saya akhirnya deal untuk melakukan sulam alis ke MUA yang membuat saya menjadi cinderella di hari pernikahan saya tahun lalu. Setelah berkonsultasi panjang lebar via bbm (ampunnn artistnya sabar bangettttt... Padahal pertanyaan saya berjibun dan lumayan bisa bikin orang naik darah ditanyain mulu... :P) akhirnya saya membuat appointment untuk di sulam alis seminggu kemudian bulan depannya. Untung gak lama-lama ya nunggunya, kalo kelamaan bisa-bisa saya keburu mundur lagi niatnya... Hehehe


Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Saya sudah menyiapkan mental untuk dieksekusi. Berkali-kali artist sulam alis saya bilang kalau sulam alis itu gak sakit, tapi tetep aja saya deg-degan terus. Jadi kira-kira begini proses sulam alis itu :

1. Pertama-tama artist akan menggambar alis saya dengan pensil alis. Tujuannya untuk memberikan gambaran alis saya akan seperti apa setelah disulam. Proses gambar-menggambar ini cukup bikin kesabaran abis loh kalo orangnya ga sabaran kaya saya. Soalnya alis saya digambar berkali-kali sambil konsultasi terus sama artist supaya didapatkan gambar alis yang benar-benar sesuai dengan yang bentuk wajah dan karakter saya untuk minimal 2 tahun ke depan. Untuk sulam alis ini sesuai rekomendasi dari artist karena alis saya aslinya sudah tebal tetapi kurang simetris, maka akan disulam shading supaya alis saya terbentuk jadi tidak usah riweuh dengan pensil alis lagi setiap kali dandan. Jangan sampai karena buru-buru. nantinya alisnya malah jadi bikin wajah saya seperti keliatan galak atau sendu dan sebagainya yaa...

2. Setelah digambar dan saya pede dengan bentuk alisnya, tahap selanjutnya adalah proses anestesi. Dalam proses anestesi ini, alis saya diberikan krim anestesi lalu ditutup plastik selama kurang lebih 45 menit sampai obatnya menyerap. Tujuannya supaya dapat mengurangi rasa sakit (bahkan bisa tidak sakit sama sekali) ketika eksekusi alis saya nanti. Oke, deg-degan lagi deh setelah tadi sempat agak rileks waktu alis sedang digambar.

3. Selangkah lagi menuju proses sulam alis. Artist menunjukkan blade yang akan dipakai untuk menyulam alis dan memastikan bahwa blade tersebut masih steril tersegel dengan manis di bungkusnya. Sulam alis yang benar harus higienis dan steril, dimana si penyulam juga harus memakai sarung tangan baru dan masker, juga kapas steril beralkohol yang sudah tersedia untuk membersihkan alis saya nanti.

4. Dan... Dimulailah proses sulam alisnyaaa... Untuk pertama kali saya merasa seperti ada pisau tumpul yang ditekan ke alis saya. Kretek..kretek... Bener kata si artist sulam alis saya, efek anestesi bener-bener jauh mengurangi rasa sakit sampai nyaris tidak terasa, kecuali di beberapa bagian yang efek anestesinya hampir hilang dan di bagian paling ujung alis dekat pelipis. Tapi masih bisa ditolerir sih sakitnya... Hihihihi

Proses sulam alis oleh Wei Ching MUA

Proses sulam alis ini kira-kira menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Dan... tadaaaaa... inilah hasil sulam alis saya...


Kira-kira beginilah hasil before-afternya alis saya setelah disulam :


Gimana menurut kalian? Untuk warnanya memang akan lebih bold ketika baru selesai disulam dan warna akan turun 30%-50% setelah proses pengelupasan. Tapiii... Saya sukaaa bangettt... Sesuai banget dengan bentuk alis yang saya gambar tiap kali dandan, bahkan lebih bagus (jelasss... secara MUA yang memang udah ahli menggambar alis berbagai macam bentuk) dan sekarang saya bisa menghemat waktu dandan (horeee...)


Saya bagikan tips untuk yang mau sulam alis ya...
- Pilihlah artist sulam alis yang terpercaya dan berpengalaman. Kamu gak mau sulam alis kamu bikin kamu menyesal kan?
- Jangan sulam alis waktu sedang menstruasi karena kulit kita sedang sangat sensitif. Jadi pilih waktu yang tepat untuk sulam alis ya...
- Pastikan alis yang kamu pilih sesuai dengan bentuk wajah dan karaktermu.
- Sulam alis tidak disarankan untuk pengidap diabetes dan wanita hamil.
- Sampai 7 hari setelah sulam alis, pastikan alismu tidak terkena air/keringat. Memang agak sulit saat sedang mandi, tapi saya siasati dengan memakai plastik wrapping.
- Setelah 7 hari, walau alismu belum mengelupas sempurna, alis sudah boleh terkena air.
- Alis akan mulai mengelupas pada hari ke 5. Nah, saat itu alismu akan terasa agak gatal. Jangan sampai kamu garuk atau kamu tarik kulit yang sedang mengelupasnya ya. Biarkan saja alismu mengelupas secara alami.
- Setelah alis mengelupas sempurna, warnanya akan mulai keluar dan akan keluar sempurna setelah 3-4 minggu. Setelah waktu itu lewat, kamu bisa retouch alis kamu supaya lebih sempurna. Biasanya sudah termasuk garansi dari artist sulam alisnya...




Setelah 6 hari disulam, alis mulai mengelupas

Sekarang alis saya sudah mulai mengelupas dan saya masih nunggu sampai alis saya mengelupas sempurna. Semoga alis saya cetar yaaa... ^^


Artist : Wei Ching MUA
IG : weiching.makeup.art
BBM : 54c63ddf
WA : 085721533333